Persiapan haji 2014 terus dilakukan pemerintah. Bahkan, Kementerian Agama (Kemenag) mengklaim persiapan sudah 80 persen.
‘’Hampir semua persiapan di Tanah Suci mulai selesai,’’ kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito Abimanyu, Rabu (23/4).
Seperti pemondokan, ia menyatakan, saat ini 50 persen pemondokan yang ditargetkan untuk digunakan jamaah haji sudah tanda tangan kontrak.
Ia memastikan kualitasnya jauh melebihi pemondokan musim haji tahun sebelumnya. Standarnya kualitas hotel bintang tiga.
Pada tahun ini, pemerintah menyiapkan 116 penginapan setara hotel untuk sekitar 155.200 jamaah haji reguler.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 64 Tahun 2014 tentang Penetapan Kuota Haji 1435H/2014 M, jumlah jamaah haji sebanyak 168.800.
Dengan demikian, sebanyak 13.600 orang lainnya merupakan jamaah haji khusus. Pemondokan untuk para jamaah haji reguler ini dilengkapi fasilitas pelayanan ibadah, pelayanan sektor kesehatan, dan pelayanan ruang makan yang memadai.
Ada dua tim yang mengurus pemondokan haji ini, yakni tim pencarian dan tim negosiasi. Tim pencarian selama ini aktif mencari pemondokan dengan mencari informasi dari tim negara lain. Tim tersebut juga menunjukkan kelihaian dalam mencari pemondokan berkualitas bagus.
Beberapa syarat dipatok dalam mencari pemondokan haji. Misalnya, ada rumah makan, lalu ada mezzanin dan lain-lain.
Pencarian juga disinkronkan dengan transportasi. Jika sebelumnya kapasitas bus mampu melayani 50 persen jamaah, kini 80 persen.
Bakal ada pemisahan antara jamaah laki-laki dan perempuan, kecuali yang diatur tersendiri. Pemisahan berdasarkan gender ini juga berlaku bagi petugas. Di sisi lain, Anggito mengakui untuk pemondokan 2014 ini memang sedikit lebih jauh dari Masjidil Haram.
Jaraknya 2 km hingga 4 km dari Masjidil Haram. Pemerintah beralasan, sebagian pemondokan yang dekat dengan Masjidil Haram dibongkar demi perluasan masjid tersebut. Dengan demikian, 80 persen penginapan jamaah haji tahun ini di atas 2 km.
Sedangkan, sisanya berjarak tak lebih dari 4 km. Bagi mereka yang menempati penginapan di atas 2 km, akan memperoleh layanan transportasi berupa bus Salawat. Menurut Anggito, bus ini bergerak dari Masjidil Haram ke pemondokan dan sebaliknya pulang-pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar